Gaya Arsitektur Post Modern : Pengertian dan Aliran-Alirannya

 
Gaya Arsitektur Post Modern : Pengertian dan Aliran-Alirannya
Sydney Opera House. Sumber : Pixabay.com
 
Selamat datang di Blog Suryakanta
 
Tema yang diangkat pada artikel ini adalah mengenai gaya arsitektur Post Modern. Gaya arsitektur post modern, disadari atau tidak merupakan salah satu gaya arsitektur yang populer dan sering digunakan pada masa kini. Di Indonesia, gaya arsitektur ini banyak digunakan pada bangunan-bangunan publik, perkantoran, ataupun komersial. Contoh bangunan post modern di Indonesia adalah gedung DPR Republik Indonesia.
 
Arsitektur post modern adalah salah satu gaya arsitektur yang sering digunakan saat ini. Kreativitas arsitek dalam menciptakan desain dan berlimpahnya inspirasi dari berbagai aspek berhasil memunculkan desain arsitektur post modern yang menarik dan bersifat hybrid. Beberapa Perda yang mengatur lokalitas dalam desain bangunan juga berpengaruh terhadap perkembangan arsitektur post modern di Indonesia.
 
1. Pengertian dan Munculnya Gaya Arsitektur Post Modern
 
Arsitektur post modern atau sering disingkat "post mo", merupakan gaya arsitektur yang muncul sebagai lanjutan dari gaya arsitektur modern. Gaya ini mulai muncul sekitar tahun 1960-1970 an, dicetuskan oleh tokoh-tokoh aliran post modern saat itu, yaitu Robert Venturi dan Charles Jenks.
 
Arsitektur post modern muncul dikarenakan beberapa reaksi yang terjadi pada gaya arsitektur modern yang sedang menjadi mode pada saat itu. Arsitektur modern dinilai anti kultur dan tidak mencerminkan kebudayaan manapun. Arsitektur modern dianggap sangat formal dan tidak humanis. Bentuk arsitektur modern yang kotak-kotak sudah tidak relevan dengan zaman dan menimbulkan kejenuhan. Selain itu, Arsitektur modern cenderung juga terkesan tidak komunikatif dan hanya memberikan problem solving semata.
 
Maka dari itu munculan gaya arsitektur baru, dengan memodifikasi gaya arsitektur modern dan menggabungkannya dengan aspek-aspek lain. Hal ini didorong juga oleh beberapa metoda arsitektur post modern yang timbul pada saat itu, seperti arsitektur adalah bahasa, ada keinginan untuk berkomunikasi dengan pengamat, ada makna yang ingin disampaikan, berkaitan dengan budaya setempat, bersifat kontekstual, lebih menekankan pada rupa, dan adanya unsur pop art.
 
Arsitektur post modern merupakan lanjutan dari gaya arsitektur modern. Arsitektur post modern sangat terpengaruh oleh gaya arsitektur modern. Gaya arsitektur post modern bersifat hybrid, yaitu tercipta melalui gabungan antara arsitektur modern dengan hal lainnya untuk berkomunikasi. Karena hal ini arsitektur post modern dikatakan bersifat jamak dan double coding.
 
Elemen lainnya yang perlu ditekankan pada gaya arsitektur post modern adalah adanya unsur-unsur pop art. Pop art memiliki sifat yang berkebalikan dengan gaya arsitektur modern. Pop art berarti seni itu murah, dalam hal ini mudah dinikmati namun terkesan tidak murahan. Hal-hal lainnya yang identik dengan gaya arsitektur post modern adalah :

  1. Kaya akan makna
  2. Adanya distorsi.
  3. Ambigu
  4. Kompromi
  5. Multivalent
  6. Keseimbangan dari berbagai aspek budaya
  7. Reintrepetasi tradisi
  8. Memiliki figur retorik baru
  9. Tanpa pusat, dan 
  10. Tidak pasti atau tanpa tujuan
 
2. Aliran Dalam Arsitektur Post Modern
 
Secara keseluruhan, terdapat 6 aliran dalam arsitektur post modern. 
 
Yang pertama adalah Historicism, aliran ini merupakan perpaduan antara arsitektur modern dengan arsitektur klasik yang bernilai historis. Aliran ini mengangkat kembali unsur-unsur yang terdapat dalam desain bangunan bersejarah, selanjutnya dipadukan dengan teknologi dan penyelesaian yang lebih modern. Elemen-elemen historis yang diangkat dapat berupa bentuk, misalnya bentuk piramida, atau ornamen-ornamen yang terdapat pada arsitektur klasik, seperti Ionic, Doric, dan Corinthian.
 
Bangunan Historicism di Prancis. Sumber : Pixabay
 
Yang kedua adalah aliran New Revivalism. Aliran ini identik dengan elemen-elemen neoklasik yang dipadukan dengan elemen-elemen yang terdapat pada arsitektur modern. Aliran ini akan memunculkan wujud bangunan yang bersifat monumental, simetris, dan irama yang estetik.
 

Aliran yang ketiga adalah Neo Vernacular. Gaya ini merupakan yang paling sering ditemui saat ini, terutama di Indonesia, yang bangunannya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya setempat. Aliran ini menggabungkan elemen-elemen arsitektur modern dengan elemen-elemen arsitektur tradisional di daerah setempat. Contohnya adalah penerapan bangunan modern yang dipadukan dengan unsur-unsur dalam arsitektur tradisional Bali.
 
Bangunan Neo Vernakular di Badung, Bali. Sumber : Quora.com
 
Aliran yang keempat adalah Contextualism. Aliran ini dikenal juga dengan arsitektur ramah lingkungan atau urbanist. Konsep ini dipengaruhi oleh lokasi bangunan akan didirikan. Desain bangunan akan memperhatikan keadaan lingkungan sekitar, sehingga menciptakan desain yang selaras. Konsep arsitektur contextualism yakni menyesuaikan desain bangunan, yang mengacu pada keadaan bangunan yang telah ada di lingkungan sekitar. Konsep bangunan yang memperhatikan lingkungan sekitar ini akan menguatkan karakter kawasan dan menciptakan lingkungan perumahan yang harmonis.
 
Contextualism Architecture di San Fransisco. Sumber : Projectexpedition.com
 
Aliran selanjutnya adalah Metafora. Aliran ini merupakan perpaduan elemen-elemen arsitektur modern dengan filosofis tertentu, yang diambil dari bentuk atau sifat suatu benda. Aliran ini memiliki unsur filosofis yang menonjol yang diungkapkan secara eksplisit dan inplisit. Contohnya adalah, bangunan yang mengambil objek metafora wujud air. Bangunan yang tercipta akan mengambil sifat dan filosofi wujud air tersebut, seperti bentuk bangunan yang dinamis, bernuansa biru dan sejuk, serta menggunakan material yang bernuansa alami.

Gaya Arsitektur Post Modern : Pengertian dan Aliran-Alirannya
Metafora wujud ombak. Sumber : Pixabay.com

Aliran yang terakhir adalah Post modern space. Aliran ini merupakan perpaduan gaya arsitektur modern dengan komposisi sejumlah komponen bangunan, sehingga tercipta kesan abstrak yang menarik. Contoh penerapannya adalah interpretasi ruang spasial, menyatukan dua ruangan atau lebih, sehingga menimbulkan kesan keterkejutan dan keanekaragaman saat ditempati.
 
 
Kesimpulan
 
Gaya arsitektur post modern merupakan lanjutan dari gaya arsitektur modern. Gaya ini muncul untuk memperbaiki gaya arsitektur modern yang sempat menjadi mode hingga akhir 70an. Sebagai lanjutan, arsitektur post modern masih terikat dengan elemen-elemen dalam gaya arsitektur modern. Ciri khas utama yang dimiliki arsitektur post modern adala sifatnya yang hybrid dan jamak. Dalam desain, ciri khas ini ditunjukan dengan menggabungkan unsur-unsur arsitektur modern dengan hal-hal lainnya, sehingga menghasilkan arsitektur yang lebih komunikatif.

Comments

Popular posts from this blog

Tri Hita Karana dalam Budaya Arsitektur di Bali

Biografi Peter Eisenman, Seorang Penulis, Akademisi, dan Tokoh Arsitektur Dekonstruksi

Perkembangan Arsitektur Indonesia Selama IV Windu Merdeka