ANALISA ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI PADA KUNDALINI BALINESE & INTERNATIONAL BRIDAL
ANALISA ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI
PADA KUNDALINI BALINESE & INTERNATIONAL BRIDAL
Oleh : I Putu Arya Satria Wararuchi
Abstrak
Ilmu Ergonomi dan Antopometri tentu memiliki peran yang penting untuk mengukur kualitas kenyaman pada suatu ruang dan tempat. Suatu ruang kerja umumnya hanya memenuhi persyaratan fungsi sebagai ruang untuk bekerja. Kenyamanan kerja pada ruang kerja dipengaruhi oleh beberapa hal penting, yaitu sirkulasi udara, dimensi ruang, dan furniture ruang. Furniture merupakan aspek terpenting yang mempengaruhi kenyamanan. Sikap dan posisi saat beraktivitas pada ruang kerja sangat dipengaruhi oleh bentuk, dimensi, dan tata letak furniture pada ruang kerja.
Kata kunci : Antropometri, ruang kerja, furniture, ergonomi
Pendahuluan
Sebagai makhluk hidup yang bersifat sosial, manusia setiap harinya tentu melakukan beragam jenis aktivitas. Manusia dapat melakukan aktivitas dimana saja, ada yang melakukan aktivitas di sekolah, di kantor, di ruang terbuka, maupun di rumah masing-masing. Dalam melakukan aktivitas tersebut, manusia pasti akan memerlukan alat penunjang. Alat penunjang ini diciptakan untuk memenuhi batasan-batasan yang tidak dapat manusia lakukan selama beraktivitas.
Saat ini teknologi dan informasi telah berkembang pesat, menjadi suatu alat penunjang manusia dalam beraktivitas. Keberadaan alat penunjang ini diharapkan mampu membantu manusia menyelesaikan tugas-tugasnya, dan menghindarkan pengguna dari ketidaknyamanan dalam bekerja. Apabila suatu alat atau teknologi dapat berfungsi dengan baik, maka manusia akan nyaman dalam melakukan pekerjaan, sehingga dapat berdampak baik bagi kantor maupun perusahaan tempat ia bekerja.
Pada masa kini, furniture atau alat perlengkapan ruang sangat banyak dijual di pasaran (Ramadan, 2018). Dalam kasus ruang kerja, terkadang pemilihan furniture tersebut hanya dilakukan sesuai dengan selera tanpa mempertimbagkan kesesuaian furniture tersebut dengan kondisi ruang yang telah dibangun serta aspek ergonomis. Hal ini tentu mempengaruhi aktivitas kerja dan suasana apabila salah dalam penempatannya (Ramadan, 2018).
Disamping aspek antropometri, ilmu lainnya yaitu ergonomi juga memberikan presepsi yang efektif bagi kenyamanan kerja (Ramadan, 2018). Ruang kerja umumnya hanya memenuhi persyaratan fungsi sebagai ruang untuk bekerja, namun aspek ergonomi dan presepsi pengguna terhadap kenyaman masih belum banyak dipikirkan. Kenyamanan kerja pada ruang kerja dipengaruhi oleh beberapa hal penting, yaitu sirkulasi udara, dimensi ruang, dan yang memiliki pengaruh terbesar adalah furniture ruang (Ramadan, 2018). Sikap dan posisi saat beraktivitas pada ruang kerja sangat dipengaruhi oleh bentuk, dimensi, dan tata letak furniture pada ruang kerja.
Furniture tidak dapat dilepaskan dari aspek ergonomis. Ketidak sesuaian dan ketidaknyamanan furniture terhadap konsep ergonomi akan menimbulkan ketidaknyamanan saat bekerja, pengguna akan cepat Lelah dan tentu akan berdampak pula bagi Kesehatan pengguna. Karena hal itulah konsep-konsep antropometri dan ergonomis harus dipertibangkan dalam mendesain ruang, sehingga pengguna didalamnya dapat bekerja dengan optimal dan terhindar dari kecelakaan kerja.
Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisa aspek-aspek kenyamanan pada Kundalini Balinese & International Bridal yang kemudian dihubungkan dengan konsep antropometri dan ergonomi. Manfaatnya adalah untuk dapat menganalisa data pada objek studi dan memberikan solusi terhadap ketidak sesuaian yang berada pada objek studi.
Kajian Pustaka
Ilmu ergonomi dan antropometri sangat penting untuk diterapkan pada rancangan desain. Adanya pertimbangan terhadap ergonomi akan memunculkan desain furniture yang nyaman bagi pengguna, sedangkan pertimbangan terhadap antropometri akan memunculkan desain yang sesuai dengan dimensi tubuh pengguna.
a). Aspek Antropometri Terhadap Kenyamanan
Antropometri adalah ilmu yang secara khusus mempelajari ukuran tubuh manusia, untuk merumuskan ukuran-ukuran tiap individu, kelompok, dan lain sebagainya (Ramadan, 2018). Dimensi tubuh manusia dalam pengaruhnya terhadap ruang dalam bangunan terdiri dari dua jenis, yaitu dimensi structural dan fungsional (Ramadan, 2018).
Dimensi struktural adalah suatu dimensi yang mencakup pengukuran terhadap ukuran-ukuran tubuh manusia dimulai dari kepala, badan, dan kaki pada posisi standar. Sementara dimensi fungsional juga disebut dengan dimensi dinamis adalah ukuran-ukuran tubuh manusia yang diambil pada saat posisi kerja, atau selama suatu pergerakan yang memenuhi presepsi kenyamanan (Ramadan, 2018).
b). Aspek Ergonomi Terhadap Kenyaman
Ergonomi secara umum adalah suatu atudi tentang aspek anatomis, fisiologis, dan psikologis seseorang dalam lingkungan kerja. Ergonomi mencakup optimalisasi efisiensi, keamanan, kesehatan, dan kenyamanan ketika seseorang sedang melakukan suatu pekerjaan (Ramadan, 2018). Konsep-konsep ergonomi ini digunakan untuk mendesain ruang kerja ataupun produk yang akan digunakan oleh manusia agar seseorang dapat bekerja dengan mudah, aman, nyaman, dan efisien.
Hasil dan Pembahasan
a). Objek Penelitian
Pada pembahasan ini akan digunakan objek yang berupa suatu usaha komersial yang berlokasi di kota Denpasar. Kundalini Balinese & International Bridal adalah suatu usaha yang bergerak dibidang tata rias dan penyewaan pakaian. Kundalini Balinese & International Bridal berlokasi di Jalan Tukad Bilok, No. 40A Denpasar. Usaha ini telah berdiri sejak tahun 2017 lalu dan hingga kini telah melakukan beberapa kali perubahan desain interior, termasuk juga pada furniture-furniturenya.
Waktu operasional dari usaha ini adalah dari pukul 09.00-22.00 Wita. Para pengunjung umumnya adalah pasangan pengantin hingga mahasiswa yang akan menyewa pakaian wisuda. Usaha ini memiliki ruang utama dan beberapa ruang penunjang, diantaranya adalah ruang tata rias, ruang tamu, ruang fotografi, dan ruang istirahat.
b). Data dan Pembahasan
Usaha ini memiliki beberapa ruang dengan fungsi utama maupun pendukung. Masing-masing ruang tersebut memiliki furniture yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan dan fungsi ruang yang diwadahi. Furniture atau alat penunjang aktivitas harus dapat memenuhi kebutuhan manusia, sehingga terciptanya kualitas kerja yang baik. Sebagai sample akan dipilih 4 furniture yang dominan digunakan untuk melakukan aktivitas pada Kundalini Balinese & International Bridal. Keterangan mengenai furniture-furniture tersebut dijelaskan pada Tabel 1.
Berdasarkan table diatas, furniture meja owner memiliki dimensi 120 cm x 65 cm x 75 cm. Furniture ini berbahan dasar kayu dengan tekstur yang mulus. Meja ini hanya bisa digunakan oleh 1 orang, jika lebih maka akan menimbulkan ketidaknyamanan karena sesak. Berdasarkan dimensinya, meja ini cukup ideal karena nyaman digunakan. Bagi orang yang memiliki tinggi badan kisaran 160-170 cm, meja ini memiliki dimensi yang ideal. Ketinggian lutut ketika duduk adalah 40 cm, ketinggian meja yang 75 cm menyebabkan posisi meja akan sedikit berada di bawah dada. Hal ini terasa cukup nyaman, karena tangan dapat langsung diletakan diatas meja tanpa memerlukan banyak tenaga.
Gambar 1. Meja Owner |
Furniture meja tamu berbahan dasar kayu dengan tekstur yang halus. Meja ini dapat digunakan oleh maksimum 2 orang. Kursi ini memiliki dimensi 90 cm x 35 cm x 70 cm. Jika dihubungkan dengan dimensi tubuh manusia Indonesia, meja ini terasa kurang nyaman. Ketinggian tubuh seseorang ketika duduk ditambah ketinggian kursi tamu adalah (45 cm + 49,5 cm = 93,5 cm), sementara ketinggian meja tamu hanya 70 cm. Hal ini membuat pengguna harus menunduk jika ingin mengambil sesuatu atau sekedar menaruh tangan di atas meja, ini tentu akan membuat banyak energi yang digunakan.
Gambar 2. Meja Tamu |
Furniture kursi tamu berbahan dasar kayu dengan tekstur yang halus. Kursi ini maksimum digunakan oleh 1 orang. Kursi tamu memiliki dimensi 56 cm x 55 cm x 49,5 cm. Bagi orang dengan tinggin 170 cm, kursi ini cukup nyaman digunakan. Namun bagi orang yang bertinggi 160 cm kursi ini sedikit memberikan kendala. Hal tersebut dikarenakan ketinggian lutut seseorang yang memiliki tinggi 160 cm adalah sekitar 40 cm. Ketinggian kursi adalah 49,5 cm menyebabkan sudut orang tersebut tidak akan 90 derajat dan melayang dari lantai. Pada saat duduk mungkin tidak aka nada masalah, namun ketika orang tersebut ingin berdiri, aka nada banyak energi yang harus dikeluarkan, menyebabkan kenyamanan akan terganggu.
Gambar 3. Kursi Tamu |
KesimpulanDalam mendesain suatu produk, tentu perlu mempertimbangkan aspek-aspek kenyamanan. Aspek ergonomi dan antropometri memiliki pengaruh besar dalam menciptakan desain furniture yang baik. Sering kali dalam suatu ruang kerja keberadaan furniture hanya dianggap sebagai pelengkap, namun sebenarnya furniture beserta aspek ergonomic dan antropometri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kenyamanan suatu ruang, yang berdampak pada optimalisasi keamanan, kenyamanan, dan efisiensi suatu pekerjaan dalam ruang kerja.
Daftar Pustaka
Ramadan, Sachrul. 2018. Studi Ergonomis Ruang Dapur Dan Perlengkapannya Berbasis Antropometri Di Indonesia. Seminar Nasional.
Setiawan, Heri Satria. 2017. Pengaruh Ergonomi Dan Antropometri Bagi User Gudang Bahan PT. MI Guna Meningkatkan Produktifitas Serta Kualitas Kerja. Jurnal String. 2(2).
Comments
Post a Comment
Mari bersama-sama membangun blog ini menjadi lebih baik lagi dengan meninggalkan jejak berupa komentar.